Jumat, 27 Februari 2015

Kisah Tentang Kris #2

# Taman Kota  #


Hari ini matahari terlihat bersinar sangat cerah. Langit pun biru dengan awan putih yang agak jarang, itu yang membuatku terlihat begitu senang hari ini. Beda lagi dengan Kris. Nampaknya dia sedikit bersedih hari ini. Seperti biasa kami menghabiskan waktu libur ini dengan berjalan-jalan berkeliling taman kota. Suasana di sini sangat menyenangkan sebenarnya, hijau berseri dengan tak ada lalu lalang kendaraan bermotor. Tempat yang cocok untuk mencari kesenangan dan melepas rasa penat setelah beraktivitas seminggu penuh. Tak banyak tempat seperti ini yang bisa dikunjungi tiap hari apalagi bersama orang-orang terdekat.

Kris sepertinya tidak begitu menikmati perjalanan hari ini. Terlihat di wajahnya tak menunjukkan ekspresi, hanya senyuman kecil yang sesekali muncul dari wajahnya. Misterius memang .. Tapi itulah dia, kadang sulit untuk dipahami.
"Kau membawa bukuku tidak?" tanyanya padaku.
"Iya, kenapa?" jawabku dengan menatapnya penuh ragu.
"Aku ingin sekali menggambar sesuatu, sesuatu yang sebenarnya sejak dulu ingin aku pergi ke sana"
"Baiklah kalau begitu, ini ... "
Kemudian kami duduk di sebuah bangku panjang berdua dengan bermandikan sinar matahari cerah dan ditemani udara sejuk. Ia pun menggambar sebuah tempat dimana di situ terdapat kolam, orang-orang berpasang-pasangan, dan sebuah bangunan tinggi. Terlihat tempat itu memang seperti pujaan bagi orang-orang.
"Entah mengapa dengan membayangkan dan melihat dalam gambar saja aku sangat tenang dengan tempat ini. Tempat dimana orang-orang dari hampir seluruh penjuru dunia bisa menikmati keindahan lampu di ketinggian waktu malam hari. Yah, lebih tepatnya di sanalah tempat orang-orang bisa merasakan romantisme kota dengan orang terdekat mereka."
Ia pun tersenyum sambil menutup matanya menandakan ia berbicara dari dalam hatinya. Aku kadang tak paham dengan apa perkataannya, namun aku tahu apa yang ia rasakan. Gambarannya memang tak begitu bagus, namun apapun akan ia gambar demi membuat perasaannya tenang. Kadang ia pun bersuaha membuat puisi yang indah. Memang terkadang sulit dipahami tapi indah.

Sesekali kami menghela nafas panjang untuk menikmati indahnya pagi ini. Wajah ceria pun akhirnya muncul dari orang yang duduk di sebelahku yang tak lain adalah Kris.
"Kau ingin menyanyikan lagu untukku?" tanyanya padaku
"Ha? Lagu apa? Kau tahu sendiri aku tidak bisa menyanyi dengan bagus"
"Ya, apa pun, tapi kalau tidak mau ya sudahlah, tak apa ..."
Terdengar lirih kemudian suara Kris menyanyikan sebuah lagu yang sepertinya tidak asing di telingaku . . .

"Luas sekali dan jauh ke tepi, langit biru permadani ..."


Aku mungkin lupa, atau mungkin juga belum pernah mendengarnya. Tapi yang jelas, hari ini aku senang melihat Kris senang dengan apa yang ia lakukan, sepertinya ia perlu sesekali untuk jalan-jalan seperti ini, menghilangkan beban pikiran .. ya, mungkin seperti ini.
"Aku kadang suka bernyanyi sendiri, entah mengapa tiba-tiba suaraku keluar sendiri tanpa kendali, dan itulah isi hatiku saat aku bernyanyi . . . " ia tersenyum kepadaku.

Selasa, 17 Februari 2015

Kisah Tentang Kris #1

#Perkenalan#



Aku tinggal di kota Jogja ini merasa sangat senang. Apalagi orang-orang di sini sangat ramah, murah senyum, dan yang tak ketinggalan adalah makannya yang murah. Kalau waktu sedang senggang, biasa ku habiskan waktu di bawah pohon sawo di dekat rumahku. Di sana pula tempat dimana teman-temanku biasa berkumpul. Aku punya banyak teman, banyak laki-laki, banyak juga perempuan. Namun di antara teman-temanku itu ada salah satu teman yang selalu bersamaku, selalu menemaniku .. selalu memperhatikanku. Ia memang lebih tua dariku, dia seperti kakak bagiku, namanya Kris.

Kris bukanlah anak seperti anak-anak seperti biasanya. Memang perawakannya agak aneh. Badannya tinggi, kurus, banyak orang bilang dia ganteng. Tapi yang lebih membuatku kadang tidak percaya adalah bahwa dia memang kadang bersikap aneh. Kata dirinya sih itu kebiasaan untuk membuang rasa penat. Sesekali dia sering tertawa sendiri dan terkadang mimiknya langsung berubah dengan sekejap. Itu sering membuatku merasa gila berada di sampingnya. Tapi dia memang sosok seorang yang selalu membuatku merasa tenang. Mungkin dia satu-satunya orang yang bisa mengerti kondisiku saat ini.

Tak pernah terdengar kabar darimana sebenarnya Kris berasal, yang jelas dia bukan anak asli kota ini. Di kota ini dia tinggal bersama orang tuanya. Rumahku dengannya memang tidak terlalu jauh, bahkan kadang kami saling bepergian dengan berjalan kaki. Terlepas dari jarak rumahku dengannya, nampaknya ia sangat bahagia bisa tinggal di kota seperti ini. Di sekolah ia memang jadi orang sibuk. Saking sibuknya itu yang membuat dirinya kadang lupa untuk istirahat. Ya itulah yang menyebabkan dirinya punya muka stres. Semua ingin ia selesaikan dengan sempurna, ia ingin berkorban demi yang lain. Itu salah satu hal yang paling ku kagumi darinya, namun kadang ia terlalu memaksakan diri.

Dibalik kedermawanan laki-laki yang tampan ini memang tersimpan banyak rahasia. Tak banyak orang yang tahu. Aku sendiri pun awalnya tidak tahu, tapi mungkin ini akan jadi aib terbesar yang akan aku beberkan ke orang banyak. Kadang aku masih tidak menyangka betapa sulit dan kompleks semua masalah yang ia hadapi. Kris memang kadang-kadang jadi seorang yang pendiam, tapi dibalik semua itu ia sedang tenggelam jauh di dalam pikirannya mencoba memahami semua yang telah terjadi pada dirinya. Semua itu kadang membuatnya merasa frustasi sendiri, dan bahkan ingin berteriak keras. Hidupnya memang sulit, bahkan aku sendiri sebagai temannya tak tahu harus bagaimana jika aku ada dalam posisinya. Tapi semua itu tampak hilang ketika ia sedang ceria. Namun aku tahu pasti di balik keceriaan Kris yang seperti itu, sebenarnya tersimpan sebuah perasaan yang sangat mendalam yang tak dapat diketahui orang biasa bahkan temannya sekalipun seperti aku.


Pengikut